Rasa takut kepada hantu, bagaimanapun 
harus mendapat perhatian khusus  karena bila ketakutan tetap 
terpelihara, tak hanya membentuk mental  penakut pada diri anak tetapi 
juga dapat mengurangi kesempurnaan tauhid.
a. Sekilas tentang Rasa Rakut (Khauf)
Sangat  penting bagi orang tua untuk 
bisa melatih anak mengatur rasa takutnya.  Bukan hanya sekedar agar anak
 menjadi pemberani, tetapi lebih karena  rasa takut adalah bagian dari 
ibadah. Rasa takut adalah bagian dari  rukun yang harus ada dalam 
ibadah, di samping rasa cinta dan harap.
b. Macam-macam takut
Ulama telah membagi rasa takut menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Takut ibadah atau disebut juga takut sirri (takut terhadap sesuatu yang ghaib).
Takut ibadah dibagi menjadi dua macam: 
a.  Takut kepada Allah, yaitu takut yang
 diiringi dengan merendahkan diri,  pengagungan, dan ketundukan diri 
kepada Allah. Takut semacam inilah yang  akan mendatangkan ketaqwaan dan
 ketaatan sepenuhnya kepada Allah. Oleh  karena itu, rasa takut seperti 
ini hanya boleh ditujukan kepada Allah  semata karena merupakan salah 
satu konsekuensi keimanan.
Allah  berfirman, yang artinya, “Karena 
itu janganlah kamu takut kepada mereka,  tetapi takutlah kepada-Ku, jika
 kamu benar-benar orang yang beriman.”  (QS. Ali Imran 175)
b. Takut kepada selain Allah, yaitu 
takut  kepada selain Allah dalam hal sesuatu yang ditakuti itu 
sebenarnya tidak  dapat melakukannya dan hanya Allah-lah yang dapat 
melakukannya. Takut  semacam ini banyak terjadi pada berhala, takut pada
 orang mati, takutnya  para penyembah kubur kepada walinya, dll. Rasa 
takut ini merupakan  syirik akbar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari
 keIslaman.
2.  Takut yang haram, yaitu takut kepada
 selain Allah, yang bukan ibadah  tetapi menyebabkan ia melakukan 
keharaman atau meninggalkan kewajiban.  Takut semacam ini dapat 
mengurangi ketauhidan seseorang.
3. Takut  thobi’i (normal). Yaitu takut 
pada hal-hal yang bisa mencelakakan kita  (dengan izin dan kekuatan dari
 Allah). Misalnya, takut pada binatang  buas, api, dll. Takut semacam 
ini wajar ada pada diri manusia dan  dibolehkan selama tidak melampaui 
batas.
4. Takut wahm  (khayalan), yaitu takut 
pada sesuatu yang sebabnya tidak jelas.  Misalnya, takut pada hantu. 
Takut semacam ini tercela.
Rasa  takut kepada hantu atau setan, 
bisa mengantarkan kepada syirik akbar.  Jika sampai membawa pada 
peribadatan kepada selain Allah. Bentuknya  bermacam-macam, ada yang 
memberi sesajian agar tidak diganggu, membaca  berbagai mantera, datang 
kepada dukun untuk meminta jimat, dan  sebagainya.
c. Cara Mengatasi Rasa Takut Anak kepada Hantu
Bagi  orang tua sangat penting 
mengetahui bagaimanakah cara mengatasi  ketakutan anak dengan cara yang 
sesuai syariat. Antara lain:
1. Tanamkanlah pada anak tauhid dan aqidah yang benar.
Cobalah  cari tahu apa yang sebenarnya ditakutkan oleh sang anak pada 
saat  keadaannya tenang. Rangsanglah anak dengan beberapa pertanyaan. 
“Adik  takut hantu ya? Memangnya hantu itu apa sih?”
Jika sang anak menjawab  bahwa hantu adalah pocong, genderuwo, nyi loro 
kidul, kuntilanak, atau  semacamnya, jelaskan bahwa hantu-hantu semacam 
itu tidak ada sama sekali  sehingga tidak perlu ditakutkan. Jika yang 
ditakutkan anak adalah orang  mati, maka jelaskanlah bahwa orang mati 
takkan bisa memberi manfaat  maupun bahaya bagi orang yang masih hidup.
Adapun jika sang anak  telah mengerti 
bahwa yang dimaksud orang-orang dengan hantu adalah  penjelmaan dari 
setan atau jin yang hendak mengganggu manusia, maka  orangtua haruslah 
menjelaskan kepada anak bahwa tidak ada kekuatan yang  paling kuat 
kecuali kekuatan Allah. Seluruh makhluk, termasuk jin dan  setan di 
bawah pengaturan Allah. Ajarkan pada anak meskipun seluruh jin  dan 
manusia ingin mencelakakannya, akan tetapi Allah tidak  menakdirkannya, 
maka ia takkan celaka. Begitu pula sebaliknya.
Sungguh  indah contoh yang diajarkan 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  ketika beliau menasehati Ibnu 
Abbas radhiyallahu ‘anhu yang ketika itu  masih kecil.Dari Ibnu Abbas 
radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,
“Pada  suatu hari saya pernah membonceng
 di belakang Rasulullah shallallahu  ‘alaihi wasallam, lalu beliau 
bersabda, “Wahai anak muda, sesungguhnya  akan kuajarkan kepadamu 
beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Ia juga  akan menjagamu. 
Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya ada di  hadapanmu. 
Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Jika  engkau 
memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, andaikan  saja 
umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka  
tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali sesuatu yang telah  
ditetapkan Allah untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk  
menimpakan bahaya terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan bahaya  
itu terhadapmu kecuali sesuatu yang Allah tetapkan atasmu. Pena telah  
diangkat dan lembar catatan telah kering.” (HR. Tirmidzi)
Jelaskan  pada anak pada hal apakah ia 
harus takut (yaitu takut kepada Allah),  pada hal-hal apakah ia boleh 
takut tetapi tidak berlebihan dan hal-hal  apa yang ia tidak boleh takut
 sama sekali. Hendaklah orang tua  mengenalkan kepada anak-anaknya 
kepada Allah, nama-nama dan  sifat-sifat-Nya. Karena dengan pengenalan 
kepada Allah, seorang anak  akan mengetahui keagungan Allah, 
keMahaKayaanNya, kekuasaan-Nya. Yang  harus orang tua ingat, mengajarkan
 rasa takut kepada Allah juga harus  disertai pengajaran rasa cinta dan 
harap kepada Allah. Sehingga hal ini  menjadikan anak ikhlas dan giat 
dalam beramal serta tidak mudah putus  asa.
2. Ajarkan wirid dan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ada  banyak wirid dan doa yang bisa diajarkan pada anak. Misalnya, wirid
  pagi dan sore, doa sehari-hari seperti doa masuk WC, doa singgah di  
suatu tempat, doa hendak tidur, dll. Pilihlah bacaan wirid dan doa  
sesuai kapasitas kemampuan anak.
Tak hanya sekedar menghafal,  tapi juga 
pahamkan mereka arti dari doa tersebut sehingga mereka  mengamalkan 
doa-doa tersebut dengan penuh keyakinan akan manfaat doa  bagi dirinya. 
Ajarkan pada anak bahwa doa dan wirid adalah senjata dan  perisai bagi 
kaum mukmin. Karena itu, bila rasa takut menyerang, yang  terbaik 
dilakukan adalah meminta perlindungan dan pertolongan Allah,  Rabb 
seluruh makhluk. Sesekali ingatkan atau tanyakan pada anak arti  dari 
doa tersebut. Sekaligus untuk mengetahui apakah sang anak sudah  
mengamalkan doa-doa tersebut ataukah belum.
3. Jauhkanlah anak dari hal-hal yang mendatangkan rasa takut kepada hantu.
Misalnya  cerita misteri, patung dan lukisan makhluk bernyawa, dll. 
Cerita  misteri atau berbau mistis kadang lebih menarik bagi anak karena
  imajinasi mereka yang tinggi dan masih belum terkontrol baik. Oleh  
karena itu, kenalkanlah anak dengan kisah-kisah para Nabi,  
sahabat-sahabat Rasulullah, maupun kisah shahih lain yang dapat  
mengajarkan anak keimanan, keberanian dan akhlaq yang baik. Jangan hanya
  sekedar menyediakannya buku/majalah, meskipun ini juga hal yang  
penting. Sesekali ceritakanlah langsung dengan lisan anda agar hikmah  
dan nilai kisah lebih mengena di hati anak. Ini juga akan lebih  
mendekatkan orang tua dengan sang buah hati.
4. Ajarkan pula pada  anak untuk tidak 
menakut-nakuti temannya meski hanya bermaksud untuk  bercanda. Pahamkan 
pada anak untuk bercanda dengan baik.
5. Bila  orang tua ternyata adalah 
seorang penakut, berusahalah untuk tidak  menampakkan hal tersebut di 
depan sang anak. Sebagaimana kita tidak  ingin anak menjadi penakut, 
maka latihlah diri sendiri untuk tetap  tenang dan menghilangkan sifat 
penakut dari diri kita.
Jika suatu  ketika sifat penakut kita 
diketahui oleh sang anak, tak ada salahnya  melibatkan anak dalam usaha 
menghilangkan sifat penakut kita.  “Astagfirullah, tadi Ummi kok 
menjerit ya pas lampu mati? Menurut adik,  Ummi harusnya gimana? Iya 
adik benar, harusnya tetap tenang dan minta  perlindungan sama Allah. 
Lain kali kalau Ummi menjerit lagi, adik  ingatin Ummi ya….” Hal ini 
juga akan mengajarkan pada anak bagaimana  seharusnya ia bersikap ketika
 ada orang lain atau temannya yang  ketakutan. Jangan pula 
menakut-nakuti anak dengan ancaman yang tak  berdasar atau bertentangan 
dengan syariat. Misalnya, “Jangan main dekat  sungai ya! Nanti diculik 
genderuwo penunggu sungai lho” Hal ini sering  tanpa sadar dilakukan 
oleh para orang tua. Maka wahai para pendidik,  bekalilah diri dengan 
ilmu syar’i dalam mendidik anak-anak kita.
6. Berdoalah untuk kebaikan anak
Hal  yang sering luput dari orang tua adalah berdoa untuk anak-anaknya. 
 Padahal doa merupakan salah satu pokok yang harus dipegang teguh orang 
 tua. Doa orang tua bagi kebaikan anaknya adalah salah satu jenis doa  
yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan dikabulkan 
 oleh Allah (HR. Baihaqi). Termasuk di antaranya, hendaknya orang tua  
mendoakan agar anak dilindungi dari gangguan setan.
Dari Ibnu  Abbas radhiyallahu ‘anhu 
bahwa ia berkata, “Adalah Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam 
memintakan perlindungan untuk Hasan dan  Husain dengan mengucapkan,
“Aku memohon perlindungan untukmu  
berdua dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan binatang
  berbisa, dan juga dari setiap mata yang jahat.” Selanjutnya beliau  
bersabda “Adalah bapak kalian (yaitu Ibrahim) dahulu juga memohonkan  
perlindungan untuk kedua puteranya, Ismail dan Ishaq, dengan kalimat  
seperti ini.” (HR. Bukhari)
d. DOA UNTUK MENGUSIR SETAN
Rasul  Shallallahu’alaihi wasallam 
bersabda: “Jangan jadikan rumah-rumahmu  sebagai kuburan. Sesungguhnya 
setan lari dari rumah yg dibacakan Surah  Al- Baqarah di dalamnya.”
Sebagian hal yg dapat mengusir setan adalah bacaan dan zikir di waktu pagi dan sore.
Yang dilakukan oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam:
-  Bacaan akan tidur dan bangun 
daripadanya masuk dan keluar dari rumah  masuk masjid dan keluar 
daripadanya membaca ayat Kursi ketika akan  tidur.
- Dua ayat yg terakhir dari surah Al-Baqarah,
Dan  orang yg membaca: “Laa ilaaha 
illallaah wahdahu laa syariikalah lahul  mulku walahul hamdu wahuwa 
‘alaa kulli syai-in qadiir”. Baca seratus  kali maka akan menjadi 
benteng dari setan pada hari itu.
- Minta  perlindungan kepada Allah dari 
setan {dengan membaca: A’udzu billahi  minas syaithanir rajim}. artinya 
aku berlindung kepada Allah dari godaan  syaitan yang terkutuk
- Membaca adzan.
Sumber :
- Bila Anak Anda Takut Hantu, Ummu Khaulah, Majalah As Sunnah Edisi 02/Tahun VIII/1424H/2004M
-  Kitab Hisnul Muslim – Kumpulan Doa dan Dzikir Dari Al Quran dan As  
Sunnah, Said bin Ali Al Qathani dalam ebook DzikirWirid.chm oleh akhukum
  fillah La Adri At Tilmidz.